Senin, 16 Januari 2012

Save Baiturrahman


Mate aneuk Meupat Jeurat Matee adat ngon agama Ho tamita Sungguh kecewa manakala membaca statement dari bapak walikota Banda Aceh di salah satu media yang mengatakan bahwasanya aksi yang dilakukan oleh mahasiswa IAIN Ar Raniry dibekingi oleh lawan politik  walikota yang mencoba  memanfaatkan situasi menjelang pilkada. Sungguh suatu hal yang mengada ngada dan penulis rasa adalah bagian dari fitnah serta pencemaran nama baik bagi aktivis kampus biru IAIN Ar Raniry. Pernyataan yang dimuat dimedia cetak aceh baru-baru ini bukan ingin menyelesaikan  permasalahan akan tetapi justru malah membuat permasalahan dengan masyarakat kampus yang  geram dan menilai bahwasanya walikota banda aceh bersikap ke kanak kanakan. Mana kala menyikapi permasalah ini dengan satu perspektif tanpa menimbang dan juga menilai nya terlebih dahulu. Maka tidak salah jika pak walikota pantas kita predikatkan dengan gelar Asal Sembur  (ASEM) atau Asal Bunyi ( ASBUN).  Karena penulis yang juga  berkecimpung dari awal aksi tidak merasa kami di bekingi oleh politikus manapun karena ini murni suara Masyarkaat.dan aksi yang kami lakukan adalah hasil kajian yang memakan waktu berhari hari.
Pemberitaan seputar pembangunan hotel best westren menjadi menarik manakala terjadi protes besar besaran dari berbagai pihak yang menentang pembangunan hotel dan mall berbintang dimana lokasinya berdekatan dengan Masjid Raya Baiturrhahman  dan Pasar Aceh.  Mulai dari kalangan mahasiswa, Tokoh Masyarakat. Ulama, pengamat Ekonomi. Hingga Jamaah Masjid raya Baiturrahman pun rela membubuhkan Tanda Tangan Menolak pembangunan Hotel dan Mall ini. Demi menjaga keagungan Masjid Raya Baiturrahman simbol utama masyarakat aceh seakan memang Masjid Raya Menjadi Harga Mati sama seperti dulu ketika Aceh Dijajah. Terlepas dari semua itu ada beberapa hal paling mendasar yang membuat kami para kalangan aktivis kampus IAIN dan Masayarkat Aceh  menolak mentah-mentah tentang rencana pembangunan mall dan hotel best westren.

Mengapa Harus Didepan Masjid Raya.
Banyak Komentar – komentar Di dunia Maya dan jejaring sosial   yang menilai bahwasnya Mahasiswa IAIN kurang berfikir akan Potensi perekonomian apabila didirikan hotel tersebut dikota Banda aceh. Justru sebagai mahasiswa IAIN Ar Raniry saya akan bertanya Sejauh mana Mereka Berfikir, apakah hanya melihat sudut Ekonomi saja ? tanpa mempertimbangkan faktor Budaya sosial dan Kemasyarakatan. Tidak ada artinya sebuah nilai dari  ekonomi yang diharapkan apa bila bersumber dari pajak tempat Praktek mesum seperti hotel. Tentunya, sebagai seorang muslim terasa aneh manakala sumber ekonomi berasal dari hasil yang Berbau Maksiat.
Perlu di ingat ketika membicarakan Masjid Raya Baiturahman maka kita bukan hanya membicarakan Marwah Masyarakat Kota Banda Aceh saja. Akan tetapi juga membicarakan marwah Semua Masyarakat Aceh. Karena jelas, Masjid Raya Baiturrahman adalah milik seluruh masyarakat aceh. Apa jadinya jika suatu saat nama masjid raya dicoreng dengan keberadaan hotel tersebut. Apakah ada pihak yang menjamin bahwasanya tidak akan ada praktek Maksiat diatas tanah tempat para darah syuhada yang mengalir ketika para penjajah West( Belanda) menyerang masjid raya ?

Lucunya ada pihak yang beranggapan dan beragument bahwasanya masalah Maksiat Bukan Urusan Mahasiswa akan tetapi urusan Wilayatul Hisbah. penulis bukan  ingin menjelek jelekan lembaga penegak Syariah akan tetapi sampai saat ini penulis masih beranggapan bahwasnya WH tak lebih dari boneka mainan. Tak jelas apa visi dan misinya. Bahkan menurut salah seorang anggota Wilayatul Hisbah mereka tidak punya kapasitas dalam hal apapun untuk menegakkan Syariah Islam Di Aceh, jangankan untuk menggrebek sebuah hotel untuk membrantas Maksiat di simpang lima mereka tidak bisa sembarangan.
Kemudian statement menggelikan dari Pihak Pro Best Westren yang mengatakan Mahasiswa IAIN Ar Raniry tidak melihat bagaiamana Di Arab Saudi disekitar Masjidil Haram Banyak Didirikan Hotel tapi tidak ada Yang memprotes tentang bangunan tersebut. Penulis tidak mempersalahkan pernyataan tersebut, namun apakah ada yang melihat dari segi tujuan? Hotel yang didirkan disekitar masjidil haram itu bertujuan untuk penginapan orang-orang yang akan Melaksanakan Ibdah Haji dan Umrah. Dan orang yang berpergian Ke Masjidil Haram Sudah pasti tujuan Untuk BerIbadah bukan untuk Berwisata dan Hal ini ditambah peraturan yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi yang luar Biasa Ketat apabila berbicara mengenai Syariah islam. Sedangkan di Aceh syariah Islam Masih cilet-cilet atau setengah-setengah  mengapa kita sampai mau berani  membandingkan hal ini.
Sungguh, sangat tidak sesuai dengan program walikota yang menginginkan Banda Aceh sebagai kota Bandar wisata islami. Apabila pemerintah tetap ngotot untuk mendirikan hotel dan Mall yang sifatnya kebarat baratan berdampingan dengan Masjid Raya baiturrahman. Karena fungsi Masjid itu bukan untuk berwisata saja tetapi memang untuk Beribadah. Lantas mengapa Harus disamping masjid raya Baiturrahman. Masjid yang menjadi simbol keagungan Budaya dan Adat Islam Masyarakat Aceh. pendirian hotel Best Westren jelas telah menjadi salah satu upaya menusuk budaya Islam timur dengan budaya barat. Dan penghilangan serta penghinaan terhadap
Mengapa harus Didirikan Mall.
Pasar Aceh adalah salah satu denyut nadi perekonomian Masyarakat Kota Bandaa  Aceh . rasanya tidak afdhal apabila ada masyarakat aceh dari berbagai kota yang berkunjung ke kota Banda Aceh tidak menyempatkan diri untuk berbelanja di pasar aceh walaupun hanya sekedar membeli sayur sayuran. Sehingga aliran rupiah pun dapat mengalir dari pihak pemilik modal ke pada pedagang kecil dan berkat inilah perekonomian mampu bertahan. Kemudian juga sesuai dengan prinsip Ekonomi Syariah yaitu kepemerataan ekonomi.dimana aliran dana diharapkan mampu mengalir dari kalangan menengah atas ke kalangan Menengah kebawah, Apa jadinya jika Mall tersebut  didirikan? Mall umumnya dimiliki oleh kalangan Kapitalis yang sibuk memperkaya kekayaan pribadi. Apabila mall tersebut didirikan sudah dapat dipastikan menekan laju aliran perekonomian dikalangan pedagang kecil.
Hal ini disebabkan bahwa masyarakat yang memiliki modal kebutuhan yang banya akan lebih merasa tertarik dengan budaya kebaratan dengan berbelanja Di Mall ketimbang berbelanja di pasar. Kemudian dipastikan aliran perekonomian hanya berpusaat pada satu individu pemilik modal  dan kalangan menengah Keatas saja. Akibatnya pedagang-pedagang kecil  dengan modal yang sedikit dan terbatas terpaksa akan gulung tikar dan akan menambah daftar panjang kemiskinan di Kota Banda Aceh. Dan ini bersifat pasti terjadi. Mana kala produk Kapitalis telah masuk kedalam perekonomian apa lagi posisinya yang bersebelahan dengan Pasar Aceh.
Ada baiknya, Walikota Banda Aceh meniru walikota solo yang menolak mendirikan mall di daerahnya demi kepenntingan Pedagang kecil yang berusaha mecari nafkah ketimbang harus membrikan ijin kepada pemilik modal untuk mendirikan mall dimana pemerintah hanya menerima pajak saja. Tapi tidak mampu mengangkat nadi perekonomian masyarakat kecil. Walikota banda Aceh terlalu banyak terinspirasi pada kota-kota lain di diluar kota banda aceh dengan banyaknya mall yang didirikan.juga tanpa melihat bagaimana taraf kehidupan perekonomian masyarakat kota banda aceh saat ini. Dan saya rasa semua pihak dapat melihat sampai saat ini dengan puluhan hotel dibanda aceh dan juga Mall-Mall yang telah didirikan tidak membwa manfaat apapun bagi masyarakat kota banda aceh.
KONSPIRASI BUSUK
Akhir-Akhir ini mulai terkuak tuding  menuding antara pihak yang berkecimpung pada pembuatan dokumen izin AMDAL oleh tim komisi penilaian analisis Dampak Lingkungan. Kepada media Bapak Ir Husaini Syamaun beberapa waktu yang lalu menuding Walhi terkait ijin dokumen AMDAL. Tapi pihak Walhi  kembali menuding Pemerintah telah melakukan pembohongan publik kepada masyakat karena pada dokumen Amdal yang mereka terima lokasi nya berada pada Jl T. Iskandar Muda bukan pada Lokasi saat Ini Yaitu di jalan Abu Lam,U. Sehingga Walhi mengaku bingung ketika izin dokumen AMDAL bernomor No. 11/IX/AMDAL/2010 dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan dokumen yang diterima oleh Walhi. Sungguh menjadi Sebuah Pertanyaan Yang Besar bagi kami dikalangan Mahasiswa ketika melihat hal ini. Semacam ada konspirasi busuk dikalangan pejabat elit terkait pembangunan hotel best westren dan mall dikota banda Aceh entah hal ini disengaja ataupun tidak. Tapi yang pasti hal tersebut telah menjadi sebuah momok bahawa ada konspirasi besar dibelakang semua ini. Jikalau tidak mengapa tuding menuding ini bisa terjadi. Nampaknya semua pihak harus mengusut hal ini. Tidak lah mungkin para pegawai pemerintah yang rata-rata sarjana lupa atau salah ketik tentang nama jalan. Sungguh memalukan.
Semua pihak harus sadar bagaimana sakral nya Masjid Raya Baiturrahman, masjid yang menjadi saksi bisu perjuangan Bangsa Aceh, Darah Para Syuhada yang mengalir jangan pernah dikotori. Ekonomi itu memang penting tapi apakah baik jika keputusan dengan alasan perekonomian malah mengingkari kemurnian nilai Sejarah islam. Dan mengotori kehormatan , Keagungan Masjid raya Baiturrahman Banda aceh, dulu masjid ini diperjuangkan secara mati matian oleh pejuang demi kehormatan  , bangsa aceh, demi kesucian Islam Di Serambi Mekkah ini  dan sudah seharunya juga kita terus menjaga hal tersebut agar mereka yang syahid mempertahan kan Masjid Raya, merasa dibanggakan dengan cita-cita luhur mereka memperjuangkan Agama, Adat, Budaya, Tradisi dari jajahan Barat kepada Bangsa Aceh tercinta.

Sok Hayeu Dan Sosok Hayeu

SOSOK HAYEU DAN SOK HAYEU
Oleh Khadafi Syah
Euforia perayaan tahun baru 2012 masih sangat terasa pada sebagian besar masyarakat di Indonesia khususnya Aceh. Melalui perayaan ini semacam ada kans sendiri bagi semua pihak, tak terkecuali dunia politik Aceh. Buruk dan kelamnya suhu dan situasi politik di aceh yang penuh dengan spektrum kepentingan menjadi sebuah catatan tersendiri bagi masyarakat, politikus aceh dan semua pihak yang turut prihatin dengan situasi kondisi politik aceh pada tahun 2011. Konflik sesama penguasa Aceh pada tahun lalu menjadi ladang hangat pembicaraan media, setiap pagi mungkin jarang kita melihat headline Koran-koran Aceh membicarakan masalah social, semuanya ditutupi oleh berita pencaturan poitik antara sesama bangsa Aceh,Semua saling menggap dirinya benar, Semua saling menganggap mempunyai hak dalam menentukan nasib bangsa Aceh.
Tahun 2011 menjadi catatan bahwasanya kepentingan politik mampu mengalahkan kepentingan-kepentingan social masyarakat yang seharusnya menjadi proritas utama penguasa Aceh saat ini padahal apa yang diamanahkan oleh masyarakat seharusnya menjadi motivasi untuk dilaksanakan dalam mengemban amanah masyarkat. Hendaklah semua pihak merenung sesungguhnya yang terjadi di Aceh pada tahun 2011 janganlah terulang kembali pada tahun 2012.

Dari titik ini kita akan berangkat jauh untuk menempuh tahun 2012. Dimana pada tahun ini  dipastikan masyarakat aceh akan melangsungkan pesta rakyat dalam menentukan siapa yang kelak bakal menjadi pemimpin ditengah carut marutnya kondisi masyarakat Aceh saat ini. Sebagai masyarakat di negeri berjuluk Serambi Mekkah sudah saatnya kita memilih konsep bagaimana kriteria pemimpin yang diisyaratkan oleh Al Qur’an sebagai sumber utama pencerahan kehidupan manusia. Belajar dari pengalaman  pada beberapa periode akhir, kita  masyarakat  aceh telah kehilangan sosok Ureng Hayeu( Hebat) dalam memimpin Daerah ini bahkan hampir disegala bidang sosok Ureng Hayeu bukan hanya dipemerintah , Dewan tapi juga dikampus dan juga Masyarakat. Kita, lebih memilih menentukan sosok ureng hayeu pada manusia yang penuh dengan kepandaian,kepinterannya, kecerdikan, latar belakang politik yang kuat tanpa mempertimbangkan jiwa amanah dan pekerja keras pada sosok tersebut . Akhirnya sosok Ureng hayeu pujaan kita dengan kepandaiannya, kepintarannya, kecerdikannya, Latarnya, malah digunakannya untuk mengelabui Masyarakat dan menggunakannya untuk menghindar dari kesalahannya dan ini sangat sering terjadi bukan hanya ditingkat derah saja akan tetapi hingga ke pusat. Mungkin sebuah lelucon yang menggelikan bagi penulis manakala kepandaian dan kecerdikan dan latar belakang politik kuat  hanya dijadikan landasan bagi masyarakat untuk layak atau tidaknya seseorang itu menjadi sosok hayeu untuk memimpin masyarakat aceh, baik tingkat kabupaten maupun tingkat daerah provinsi. Sekali lagi hal-hal yang penulis utarakan diatas bukanlah menjadi sebuah alasan untuk kita bangsa aceh menentukan siapa yang berhak menjadi pemimpin Aceh Kedepan
Belajar dari Surah Yusuf
Menjadi sebuah keharusan  mendasar bagi masyarakat Muslim Aceh manakala semua alur kehidupan direflesikan kepada sumber utama ajaran kita yaitu Al Qur’an. Al Qur’an dengan dinamika universalnya selalu mampu memberikan obat kemaslahatan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan lebih Hayeunya lagi dapat diterapkan bukan hanya untuk Muslim saja akan tetapi juga bagi umat beragama lainnya. Surah yusuf ayat 55 sudahlah lama sebenarnya memberikan penjelasan tentang bagaimana ciri-ciri sosok Hayeu yang diharapkan. Allah Swt dalam surah Yusuf ayat 55 berfirman : Yusuf berkata Angkatlah Aku menjadi orang yang mengendalikan keuangan Negara sesungguhnya aku adalah orang yang sangat memelihara dan sangat mengetahui.
Sepintas ayat tersebut hanya berkisar pada kisah nabi yusuf As ketika beliau diangkat menjadi pemuka masayarakat Mesir pada saat itu, namun  sebenarnya ayat ini  memiliki kandungan yang begitu mendalam jika ditafsirkan lebih jauh. Ada beberapa makna terkandung  dalam surah yusuf ayat 55 terkait dengan bagaiman Allah Swt memberikan kriteria orang-orang yang pantas mengemban suatu kedudukan ditengah tengah manusia Dalam ayat ini satu konsep mendasar yang menarik untuk dibahas adalah  mengapa Al Qurannulkarim  dalam ayat ini lebih mendahulukan kalimat hafidzun ( memelihara ) dari Pada Ilmun ( Pengetahuan). Hal ini dikarenakan pada dasarnya  Allah Swt memang lebih menghendaki orang-orang yang berjiwa hafidz ( memelihara ) ketimbang orang yang ber I’lmun ( pengetahuan) dalam mengemban sebuah kedudukan, Lantas mengapa mesti orang-orang berjiwa hafidz?. Hafidz menurut Tafsir Almisbah karya Qurhai Shihab bermakna adalah orang-orang yang berjiwa Amanah dan mampu memelihara Amanah yang diberikan kepadanya, kemudian jika dikembangkan lebih universal lagi , mereka yang memiliki jiwa hafidz adalah orang – orang yang lebih mengedepankan watak dalam berbagai aspek kehidupannya. Hafidz yang bermakna pandai memelihara dalam ayat  ini adalah suatu sifat kepribadian seseorang yang jarang dimiliki oleh manusia sok Hayeu saat ini. Seorang manusia  berjiwa pandai memelihara sangat sulit untuk menghianati amanah diatas pundaknya. Hal ini disebabkan lantaran sifat dan kepribadian yang dimiliki olehnya.
Orang-orang yang berjiwa hafidz meskipun ia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang pemahaman amanah dan kepemimpinan yang diberikan kepadanya. Ia akan terus bekerja dan terus berusaha mencari pengetahuan akan amanah yang diembankan dikepadanya lantaran sifat  ingin terus menjaga dan memlihara amanah tersebut. Bukan hanya itu saja, akan tetapi demi menjaga Amanah, orang-orang berjiwa hafidz akan terus bekerja keras lantaran ia tidak akan pernah mau dikatakan sebagai penyeleweng amanah manusia.
Sangat sulit bagi jiwa-jiwa hayeu ini untuk menghianati apa yang diembankan kepadanya. Ia nya akan terus komit dengan Amanah tersebut, tak akan pernah terkecoh demi kepentingan-kepentingan pribadi atau pun kelompok. Sehingga amanah yang diberikan kepadanya akan terus terpelihara hingga ia dianggap telah mampu mengembang amanah tersebut. Intinya Disini Jelas Bahwa Bagi Allah Swt tidak perlu seseorang yang pandai, Cerdas, ataupun mempunyai pengetahuan politik yang kuat serta mempunyai gelar S2 luar negeri untuk memimpin sebuah masyarakat.
Oleh sebabnya mengapa dalam ayat ini penempatan Ilmun (pengetahuan) berada pada posisi setelah Kata Hafidzun. Karena memang ilmu yang dimiliki oleh seorang pemimpin masyarakat itu tidak ada apa-apanya bagi Allah Swt apabila tidak di iringi dengan sifat hafidzun atau bahasa kerennya  zaman sekarang masih mending Watak dari pada Otak. Seseorang yang memliki ilmu pengetahuan bisa saja dengan pengetahuan yang ia miliki dan ia dapatkan lebih berpotensi untuk mengkhianati apapun yang diembankan kepadanya. Misalkan pejabat baik itu DPR atau Pemerintah yang tertangkap korupsi, ternyata memang ia menggunakan pengetahuan atau ilmu  yang ia miliki untuk melakukan hal tersebut. lebih Ironisnya  lagi dengan pengetahuan yang di miliki digunakan untuk menghindar dari jertan hukum agar terbebas dari segala tuntutan akibat penyelwengan amanah tadi. Mengapa ini bisa terjadi? Karena orang ini tidak memiliki jiwa Hafidzun dalam dirinya. Sehingga posisi ilmu tidaklah lagi berguna bagi Allah Swt.
 Dalam hal lain kita sering mendengar bagaimana ketika masa kampanye para calon eksekutif dan legeslatif sok Hayeu dalam mengutarakan janjinya kepada masyarakat. ketika ia berbicara ia menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mendapatkan simpati masyarakat tapi akhirnya Masyarkat tertipu lantaran orang sok hayeu tadi tidak mampu mengemban janji amanah masyarakat. contoh diatas diatas bukanlah sebuah omongan cet langet saja. kita sering dan menjumpai bagaimana orang-orang Sok hayeu bergelimangan ditengah masyarakat. dan terkadang orang-orang sok hayeu ini dengan pengetahuan keilmuannya  ia terus berupaya menanamkan pengaruhnya kepada masyarakat bahkan dengan kemampuan nya ia menghalalkan segala secara demi meraih kekuasaan. jiwa sok hayeu dia tak akan pernah memikirkan kepentingan Orang banyak, yang dipikirkan oleh mereka hanyalah bagaimana dengan amanah itu ia mampu mengisi perut tanpa peduli dengan penderitaan masyarakat. jiwa sok hayeu dengan pengetahuan akan terus mencari cara bagaimana ia mampu berkuasa diatas tiap-tiap manusia. Disaat ini lah posisi ilmu itu tadi tak jauh hinanya dengan bangkai kotoran manusia.

Orang-orang  berjiwa hafidzun ia akan terus bekerja demi memelihara amanah yang diamanahkan kepadanya. Memang ada baiknya seseorang berjiwa hafidzun ini juga diharapkan memiliki pengetahuan agar memudahkan dirinya dalam mengemban amanah.
Febuari  tahun ini Insya Allah pesta demokrasi masyarkat aceh akan berlangsung, masyarakat aceh dituntut lebih kritis dalam menentukan orang-orang yang nantinya akan berkuasa penuh di negeri serambi mekkah ini.  kita mesti belajar dari pengalaman yang telah ada. Karena sulit sekali bagi kita untuk menentukan siapa Sok hayeu dengan sosok  hayeu.  Semoga saja ini bermanfaat dan menjadi media pembelajaran orang aceh dalam berbagai aspek bukan hanya dari segi poltik tetapi juga dari segi social masyarakat; karena orang-orang yang sok hayeu ia cenderung mengedepankan otak ketimbang watak. Sedangkan orang Sosok Hayeu ia akan terlebih dahulu mengutamakan watak dari pada otak. Ditahun ini hendaklah kita mencermati apa akibat nya jika semua lembaga di aceh dipimpin oleh orang sok hayeu . akibatnya bukan hanya mesengsarakan rakyat akan tetapi terkadang membuat kita berpecah belah. Karena sifat dari orang sok hayeu  ia akan terus bernafsu untuk merebut hak orang lain, menganggap dirinya paling benar.
Saat nya ditahun ini kita lebih mengutamakan sosok hayeu, orang yang bukan saja mampu menjaga amanah akan tetapi ia terus bekerja keras demi menjaga amanah tersebut. Sosok hayeu  hendaklah terus dipertahankan dan jangan biarkan orang sok hayeu bergelimang mancari mangsanya dengan mengorbankan amanah yang dibebankan kepadanya.
(KHADAFI Warga Kuala Batee ABDYA)